Hanoman dan Shinta
Posted by Prasabri in wawasan on 11 18th, 2008 | 15 responses
Alkisah pasukan kera Sri Rama mendapat serangan dari Indrajit, anak Rahwana. Maka dengan ilmu Nagapasa-nya Indrajit dengan mudah menghabisi bala tentara Rama. Ribuan bala tentara mati. “Hanoman, segeralah petik sebanyak-banyaknya daun Latamaosandi, hanya itulah yg bisa menyelamatkan kita.” Itulah perintah Rama. Secepat kilat Hanoman melesat terbang menuju Gunung Imogiri.
Setelah sampai ditujuan Hanoman jadi bingung. Keadaan gelap gulita, ia tidak bisa membedakan rupa daun itu apalagi membawa sebanyak-banyaknya. Lalu kalau dipetik satu-satu akan makan waktu lama. Hanoman tidak kehabisan akal. Tidak dipikir panjang lagi sebagian gunung yang ditumbuhi pohon latamaosandi dibelah dengan kuku pancakanaka. Hanoman membawa potongan gunung itu kehadapan Rama. Daun latamaosandi datang tepat pada waktunya dengan jumlah yang mencukupi, tentara kera pun berhasil dihidupkan kembali.
Hanoman juga sangat besar perannya dalam membantu Rama membangun tanggul di Selat Bandalayu yang menghubungkan pantai Gunung Maliawan dengan tanah Alengka. Bersama pasukann kera Hanoman melemparkan ribuan batu-batuan sebesar rumah untuk menimbun lautan itu. Tugas berat itu pun selesai.
Tugas terberat dalam perjuangan merebut Dewi Sinta adalah saat Rama menginginkan informasi tentang keadaan Sinta yang ditahan oleh Rahwana di kerajaan Alengkadirja. “Kini aku membutuhkan sesuatu keterangan mengenai keadaan istriku. Siapakah yang sanggup menyelidiki kesana ?” Tanya Rama. “Saya sanggup menyelidiki ke sana, kapan saya boleh pergi Gusti ?”. Pernyataan kesanggupan Hanoman itu sungguh membuat pembantu-pembantu dekat Rama terheran-heran. Ini bukanlah tugas yang main-main, masuk ke kerajaan Rahwana ibarat masuk ke sarang harimau buas. Bahkan Laksmana pun hanya diam saja mendengar pertanyaan Rama itu. Hanoman membuktikan ia bisa menjalankan tugas itu dengan sempurna. Dewi Sinta berhasil ditemui. Bahkan Rahwana yang sedang tertidur sempat dipermainkan oleh Hanoman.
Itulah hanoman. Hanya cukup sedikit penjelasan saja dari Sri Rama, secepatnya Hanoman melakukan pekerjaan-pekerjaan itu dengan tuntas. Keterbatasan Hanoman dalam ‘sumbang ide’ sama sekali tidak mengurangi nilai Hanoman. Soal ide memang sudah menjadi porsi Wibiksana,Laksmana dan Rama sendiri. Prinsip ‘Just Do It’ dijalankan Hanoman dengan baik sekali.
Rama sangat beruntung memiliki Hanoman, staf yang sigap dalam menjalankan perintah. Staf yang tidak terlalu banyak menganalisis perintah atasan apalagi mempertanyakan perintah itu. Hanoman tahu porsi yang harus dijalankannya. Bagi Hanoman perintah atasan adalah suatu yang harus dikerjakan,tidak perlu harus terlalu banyak didiskusikan , dianalisis panjang-panjang, dan kemudian kehilangan momentum untuk menyelesaikannya. Hanoman juga tidak banyak merepotkan Rama dengan meminta penjelasan detail tentang tugas-tugas, saat perintah Rama tidak terlalu lengkap – seperti perintah memetik daun lataomosandi itu - Hanoman berani mengambil keputusan taktikal demi selesainya tugas.
Hanoman banyak mendapat rintangan dalam tugas, tapi dengan tugas-tugas itu Hanoman bertambah kesaktiaannya. Ilmu terbang dan ilmu pancakanaka ia dapatkan saat menjalankan tugas, bukan dari berguru. Penugasan telah membuat Hanoman semakin kuat . Kerja keras tidak membuat badan Hanoman menjadi ringkih,sebaliknya menjadikan kekuatan Hanoman terus bertambah.
Rama dan Hanoman adalah kita dengan staf kita, atau kita dengan atasan kita. Saat kita menjadi Rama, kita sering merindukan memiliki staf seperti Hanoman; yang dapat dengan cepat menginterpretasi dan melaksanakan perintah kita. Yang berani mengambil keputusan taktikal sesuai kewenangannya dan tidak terus-menerus mohon petunjuk. Yang menyelesaikan tugas selalu sesuai dengan momentum kapan tugas itu harus diselesaikan. Yang selalu memberikan hasil di atas harapan kita.
Dan saat kita menjadi Hanoman, kita harus memahami – bahwa atasan kita memerlukan kita untuk meringankan beban mereka. Atasan kita akan sangat senang bila perintahnya segera dikerjakan- bukan didiskusikan,dianalisis panjang-panjang sehingga kehilangan momentum keberhasilan. Atasan kita menginginkan kita untuk berani mengambil keputusan taktikal, tidak berlindung dibalik alasan tidak memiliki otoritas. Atasan kita akan senang bila kita memberikan keberhasilan yang lebih dari harapan mereka. Terkadang, atasan merindukan kita hadir dengan ‘just do it’ seperti Hanoman.
Saat kita menjadi Hanoman yang melakukan tugas-tugas berat itu, harus ada keyakinan bahwa sejatinya kita sedang dalam proses meningkatkan ‘kesaktian’, kita sedang diberikan kesempatan menggali lautan pengalaman, kita sedang diberikan ilmu-ilmu praktis baru yang sulit kita dapatkan dari berguru saja. Kita sedang merubah diri kita menjadi Super-Hano-man.
Hanoman telah melakukan itu. Semua tindakan Hanoman dalam mendukung Rama bahkan lebih berat dari yang dikerjakan Rama sendiri.
Kisah Rama dan Sinta lebih cocok diberi judul Hanoman dan Sinta (copy from Prasabri's Blog)
Foto Keluarga
Belum semua anggota keluarga ada fotonya, kami masih menunggu kiriman foto baik melalui email atau surat.
Connect to :
Blog Archive
-
►
2099
(1)
- ► Dec 27 - Jan 3 (1)
-
►
2011
(1)
- ► Jul 3 - Jul 10 (1)
-
►
2010
(11)
- ► Sep 19 - Sep 26 (1)
- ► Apr 25 - May 2 (2)
- ► Apr 4 - Apr 11 (5)
- ► Feb 28 - Mar 7 (1)
- ► Jan 17 - Jan 24 (1)
- ► Jan 3 - Jan 10 (1)
-
▼
2009
(30)
- ► Dec 27 - Jan 3 (2)
- ► Dec 20 - Dec 27 (2)
- ► Dec 6 - Dec 13 (1)
- ► Nov 22 - Nov 29 (1)
- ► Nov 1 - Nov 8 (3)
- ► Oct 4 - Oct 11 (1)
- ► Sep 20 - Sep 27 (2)
- ► Sep 6 - Sep 13 (1)
- ► Jul 5 - Jul 12 (3)
- ► Jun 28 - Jul 5 (1)
- ► May 24 - May 31 (9)
- ► Apr 5 - Apr 12 (1)
- ► Feb 22 - Mar 1 (2)
Sunday, March 8, 2009
Hanoman dan Shinta
Labels:
Hanoman dan Shinta
Subscribe to:
Posts (Atom)
Pesan Keluarga :
Profile
- Markoem Setyo Soedjarwo
- Madiun, Jawa Timur, Indonesia
- Pasangan MS Soedjarwo (Mbah Kung) dan Insarjinah (Mbah Uti) mempunyai 7 anak kandung, 1 anak angkat dan puluhan anak asuh, mempunyai kira2 40 cucu, puluhan buyut dan beberapa canggah. Mbah Kung wafat pada tanggal 3-6-1975 dan Mbah Uti menyusul pada tanggal 22-5-1983. Almarhum dan almarhumah dimakamkan di Desa Banaran, Geger, Madiun. Di desa ini beliau puluhan tahun mencurahkan tenaga dan pikiran sebagai pendidik sampai pensiun.
Visitor's Counter
Analog Clock
!-end>!-local>
Kalender H & M
Komentar tentang Blog ini
Pesan dan Kesan
Translator E-I dan I-E
Translator
Daftar Isi :
- 0. Kata Pengantar (1)
- 1. Keluarga Sriwening (1)
- 2. Keluarga Soentjoko (1)
- 3. Keluarga Soelastri (1)
- 4. Keluarga Basuki (1)
- 5. Keluarga Purwantini (1)
- 6. Keluarga Umiati (1)
- 7. Keluarga Darmadji (1)
- 8. Keluarga Ismadi (1)
- Alhamdulillah ketemu Joko (1)
- Anak cucu Pak Dhe Sukat (Kejuron) (1)
- Anak-anak Karbitan (1)
- Bill Gates dan Xerox (1)
- Fenomena Orgonite (1)
- Foto di dalam Ka'bah (1)
- Gempa Jawa (1)
- Haji Djoko Witono (1)
- Haji Sudjiono (1)
- Hanoman dan Shinta (1)
- Hikmah baca Al-Qur'an (1)
- Info pendaftaran Telkom (1)
- Jadwal Piala Dunia 2010 (1)
- Keutamaan Al-Qur'an (1)
- Kiat Sukses dan Sehat (1)
- Labbaika Allohumma Labbaika.... (1)
- Mas Yoyok dan keluarga (1)
- Masjid Nabawi (1)
- Mbak Dian dadi manten (1)
- Membuat Orgonite (1)
- Menukar Rupiah dengan Riyal (1)
- Pak Bas wafat (1)
- Rumah Petak Milik Nabi (1)
- Silaturahmi di rumah Bu Win Budiman (1)
- Silaturahmi ke rumah Pak Suncoko (1)
- SP2010 (1)
- Suko Widodo's Note (1) (1)
- Suko Widodo's Note (2) (1)
- Suko Widodo's Note (3) (1)
- Supriadi (1)
- Terapi Air Putih (1)
- The Burj Dubai (1)
- UU Lalin 22/2009 (1)